[:id][su_slider source=”media: 1233,1231,1230″ target=”blank” height=”400″ title=”no” pages=”no” mousewheel=”no” autoplay=”0″]
Mei 1998 seakan menjadi titik baru perjalanan sejarah bangsa. Ketidakpuasan atas cengkeraman kekuasaan rezim yang mencederai pertumbuhan demokrasi, menjelma dalam bentuk aksi massa yang melibatkan berbagai elemen dalam masyarakat. Jawaban penguasa melalui aksi represif militer, seakan memperuncing kondisi saat itu. Kerusuhan pun pecah, ibu kota lumpuh, korban bergelimpangan, nyawa anak bangsa direnggut oleh peluru tajam. Kerusuhan yang merebak, tidak lagi hanya konteks perjuangan rekonstruksi demokrasi dan semangat reformasi, namun provokasi oleh beberapa pihak melalui isu sara, diskriminasi etnis, penjarahan hingga tindak kekerasan seksual menjadi penyusup dalam gerakan.
Peristiwa ini merupakan salah satu momentum sejarah yang tidak bisa dilupakan. Berbagai pelanggaran HAM mewarnai aksi tersebut, dan impunitas masih saja menjadi tembok penghalang penuntasannya. Pameran poster dan pemutaran film yang diselenggarakan PUSHAM UBAYA ini, sebagai bentuk merawat ingatan sekaligus mengajak masyarakat kampus UBAYA untuk memahami kembali sejarah bangsanya dan tidak mengulangi tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari (16 Mei -19 Mei 2017) di lantai 1 gedung perpustakaan tersebut, di desain dengan tujuan memberikan informasi kronologis peristiwa, serta data-data yang dikemas dalam bentuk infografis yang dihimpun dari berbagai sumber (tirto.id,cnn indonesia, beritagar.com, tempo). Pemutaran film yang diselenggarakan pada hari kamis, diharapkan sebagai penguat gambaran sejarah pada peristiwa mei 1998. Antusiasme masyarakat kampus khususnya mahasiswa sangat besar, sehingga penyampaian informasi dapat berjalan dengan lancar, hal tersebut tampak dari ragam testimoni terkait isu yang dibahas, dari simpatik, sikap politik hingga harapan tentang perdamaian dalam kehidupan berbangsa.[:]