Di masa pandemi ini dunia dapat dikatakan telah memasuki era disrupsi global. Era disrupsi adalah suatu masa di mana berbagai lini kehidupan dapat berubah dan bergerak dengan cepat. Pandemi Covid-19 menjadikan disrupsi berjalan secepat kilat seakan tak tentu arah. Dalam waktu singkat pandemi ini dapat dikatakan telah banyak mengubah dunia dengan begitu cepat. Hal yang dulunya normal menjadi tidak normal dan hal yang dulunya tidak normal menjadi normal. Beragam masalah baru muncul menambah deretan permasalahan yang telah ada sebelumnya dan yang belum lagi sempat diselesaikan. Seluruh aspek kehidupan masyarakat terguncang terutama di bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik dan hukum banyak menuai isu-isu krusial yang baru.
Pada masa disrupsi global seperti saat ini, humanitas dan patriotisme dalam setiap lini kehidupan menjadi menarik, layak dan yang terutama perlu disegarkan kembali. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara nilai-nilai humanitas dan patriotisme ini hendaknya menjadi dasar dalam laku dan tindakan, tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Humanitas dan patriotisme, disadari atau tidak, merupakan dua dari nilai-nilai dasar kehidupan yang sebenarnya merupakan lentera penuntun dan modal fundamental yang dibutuhkan setiap insan untuk dapat bertahan dan tetap survive bersama secara global di era disrupsi saat ini.
Sehubungan dengan itu, mengawali rangkaian dari acara 25 tahun Pusat Studi Hak Asasi Manusia – Universitas Surabaya (PUSHAM UBAYA), diadakan forum diskusi daring pada tanggal 11 Nopember 2020 memperingati Hari Pahlawan, dengan topik “Humanitas dan Patriotisme Di Era Disrupsi Global” dari berbagai sudut pandang pemikiran dan latar belakang keilmuan. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini untuk menekankan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan kepahlawanan dalam menghadapi situasi disrupsi sebagaimana di masa pandemi ini. Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum memperkuat komitmen bersama Pemerintah dan masyarakatnya untuk selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kepahlawanan menghadapi setiap tantangan di era disrupsi global.
Acara ini dibuka oleh Rektor UBAYA, Ir. Benny Lianto, MMBAT.. Para narasumber dalam webinar ini:
- Mochammad Choirul Anam (Komisi Pemantauan/Penyelidikan KOMNAS HAM RI);
- Prof. Dr. M. Fadli, S.H., M.Hum. (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)
- Prof. Dr. Agustinus Supriyanto, S.H., M.Si. (Guru Besar Fakultas Hukum Uiniversitas Gadjah Mada);
- Prof. Drs. ec. Sujoko Efferin, M.Com. (Hons), M.A., Ph.D. (Direktur Ubaya Innovaction Hub (UIH) dan Guru Besar Akuntansi UBAYA);
- Dr. Hj. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum. (Ketua Pusat Literasi Pancasila – Hukum Tata Negara (PLP-HTN) Fakultas Hukum Universitas Surabaya.
Dalam acara yang dipandu oleh Ketua PUSHAM UBAYA, Dr. Sonya Claudia Siwu, S.H., M.H., LL.M. selaku moderator, peserta diajak untuk bersama berefleksi memastikan apakah rasa kemanusiaan dan patriotisme itu benar-benar masih ada dalam diri setiap insan manusia. Kemanusiaan yang patriotik sekaligus patriotisme yang berkemanusiaan. Terutama di era disrupsi ini, dua kata kunci itu lah yang harus diperkuat. Hak Asasi Manusia pada dasarnya bukan tentang kebebasan tapi tentang rasa kemanusiaan itu sendiri. Hak Asasi Manusia adalah Kewajiban Asasi bagi siapapun. Tegaknya Hak Asasi Manusia bergantung pada bagaimana menterjemahkan dan mengimplementasikan dua nilai fundamental tersebut dalam kehidupan sehari-hari umat manusia yang berharkat dan bermartabat, di mana saja berada dan dalam apa pun peran yang dijalankan. Humanitas dan patriotisme harus makin diperkuat dalam bentuk solidaritas Berbicara tentang humanitas dan patriotisme, Indonesia telah memiliki modal untuk itu yakni Pancasila dan UUD NRI 1945. Di dalamnya sangat kuat pengakuan terhadap humanitas yang patriotik dan patriotisme yang humanis.