[:id]
[su_slider source=”media: 850,849,851,852″ target=”blank” width=”700″ height=”400″ title=”no” pages=”no” mousewheel=”no” autoplay=”0″]
Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya (PUSHAM UBAYA) ikut berkontribusi sebagai peserta dalam Festival HAM 2016 di Bojonegoro. Gedung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai di padati peserta pada pukul 8 pagi, tampak aktifitas perserta melakukan registrasi. Kegiatan ini hadiri oleh berbagai kalangan mulai dari akademisi hingga lembaga pemerintahan. Festival HAM 2016 adalah forum ke-3 yang diadakan oleh INFID bersama lembaga-lembaga yang berkomitmen untuk memajukan Kota/Kabupaten HAM di Indonesia. Forum yang berbentuk Festival ini diadakan di Bojonegoro, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2016.
Kegiatan ini berangkat dari ide bahwa Tanggung Jawab Pemenuhan, Perlindungan, dan Penghormatan HAM bukan hanya dipegang oleh pemeritah pusat, namun juga Pemerintah Daerah. Di Indonesia, beberapa daerah telah menyatakan komitmennya untuk menjadi Kabupaten/Kota HAM (Human Rights Cities), antara lain kabupaten Wonosobo, Kabupaten Bojonegoro, Kota Palu, Kota Bandung, Kabupaten Lampun Timur dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan Festival ini adalah menjadi tempat berbagi pengalaman, ide, inovasi, pratik-praktik yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama-sama dengan pemangku kepentingan lain dalam rangka penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia.
Mengapa Bojonegoro?
Membangun kehidupan yang menjujung tinggi HAM bukan hanya tentang hari ini, tetapi juga bagaimana melupakan pengalaman buruk di masa lalu, mengambil hal yang menguatkan dan bertekad untuk meraih hidup yang lebih baik. Sejarah Bojonegoro adalah sejarah kemiskinan dan konflik. Kondisi alamnya keras, tetapi juga tempat dimana ada 20% cadangan minyak nasional. Apabila kami tidak melakukan sesuatu, maka ancaman disintegrasi, radikalisasi, dan terpenuhinya HAM adalah nyata dan dekat.
[:en][su_slider source=”media: 850,849,851,852″ target=”blank” width=”700″ height=”400″ title=”no” pages=”no” mousewheel=”no” autoplay=”0″]
Centre for Human Rights Studies, University of Surabaya (Ubaya PUSHAM) contributed as a participant in the Human Rights Festival 2016 in Bojonegoro. Government Building Bojonegoro started in padati participants at 8 am, looking activity participants registration. This activity was attended by various groups ranging from academia to government agencies. Human Rights Festival 2016 is the 3rd forum held by INFID together institutions that are committed to advancing the City / County of human rights in Indonesia. Forum-shaped festival is held in Bojonegoro, East Java, November 30-December 2, 2016.
This activity departs from the idea that the Responsibility Compliance, Protection, and Respect for human rights is not only held by the Government center, but also the Local Government. In Indonesia, some regions have committed to become District / City of Human Rights (Human Rights Cities), among other Wonosobo district, Bojonegoro, Palu, Bandung District, East Lampun and others. The purpose of the Festival is to be a place to share experiences, ideas, innovation, the cult-practices that have been carried out by the Local Government together with other stakeholders in the framework of respect for and protection of human rights.
Why Bojonegoro?
Building a life that upholds human rights is not just about today, but also how to forget bad experiences in the past, taking the bracing and determined to achieve a better life. Bojonegoro history is a history of poverty and conflict. Harsh natural conditions, but also where there is 20% of national oil reserves. If we do not do something, then the threat of disintegration, radicalization, and the fulfillment of human rights are real and close.[:]